Lombok Utara,InsightNusantara.com - Kasus pembunuhan yang semula disangka sebagai bunuh diri di Desa Sokong, Kecamatan Tanjung, telah terbongkar sebagai tindak pidana pembunuhan berencana.
Korban, JF (23), seorang mahasiswa asal Atambua, NTT, ditemukan tewas di kebun milik warga setelah baru seminggu bekerja di Koperasi Jaya Perkasa.
JF, korban, adalah seorang mahasiswa yang baru saja memulai pekerjaan di koperasi. Pelaku utama, PCM (23), adalah pimpinan koperasi tempat JF bekerja. Dua pelaku lainnya, AYT (32) dan PFM (19), juga terlibat dalam kegiatan operasional koperasi.
Kapolres Lombok Utara, Polda NTB AKBP Didik Putra Kuncoro S.I.K, M.Si dalam Keterangan resminya Saat Konfrensi Pers Pada Rabu ( 29/5 ) mengungkap motif pembunuhan berawal dari hutang korban kepada koperasi sebesar Rp 500 ribu.
“Ketidak mampuan JF untuk membayar hutang tersebut memicu kemarahan PCM, yang berujung pada pertengkaran dan pemukulan” UJar AKBP Didik.
Setelah pertengkaran, JF mencoba melarikan diri tetapi dikejar oleh para pelaku menggunakan sepeda motor. Mereka menangkap dan membawa JF ke sebuah lahan kosong, di mana mereka menganiaya korban dengan sebatang kayu hingga korban tidak sadarkan diri dan diduga meninggal di tempat.
Para pelaku kemudian merekayasa kejadian perkara menyerupai bunuh diri. Mereka mengikat korban dengan baju di sebuah kayu dan menyiram air ke celananya, menciptakan ilusi bahwa korban telah menggantung diri.
Ketiga pelaku kini telah diamankan Satuan Reserse Kriminal di Polres Lombok Utara dan sedang menjalani proses hukum. Mereka dijerat dengan pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana, yang mengancam dengan hukuman mati, penjara seumur hidup, atau paling lama dua puluh tahun.
Kasus ini telah menimbulkan gelombang kekhawatiran dan kemarahan di masyarakat setempat. Warga Desa Sokong dan sekitarnya menuntut keadilan yang tegas dan transparan, serta mengharapkan hukuman yang setimpal bagi para pelaku.
Kepolisian Resor Lombok Utara mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan mempercayakan proses hukum kepada pihak yang berwenang. Mereka juga mengingatkan pentingnya keamanan dan kewaspadaan dalam komunitas untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
Kasus ini masih terus berkembang, dan masyarakat diharapkan mengikuti perkembangan selanjutnya dari sumber resmi dan terpercaya.(Red)
0 Komentar