![]() |
Ahmad Syuhrawardi Marwazi, atau Azi. (Insight Nusantara) |
Lombok Utara, insightnusantara.com - Ahmad Syuhrawardi Mirwazi, atau yang akrab dipanggil pak Azi, adalah sosok yang menorehkan jejak inspiratif di dunia pariwisata Lombok. Lahir pada 27 Agustus 1987 di Gondang, Lombok Utara, Azi adalah anak daerah yang membuktikan bahwa ketekunan dan keberanian mengambil langkah besar dapat membuka pintu kesuksesan, meski jalan yang dilalui penuh dengan rintangan. Berikut wawancara Insight Nusantara dengan pria sederhana ini, tepat di hari ulang tahunnya.
Setelah menyelesaikan pendidikan di Universitas Malang dengan gelar Sarjana Pendidikan Fisika pada tahun 2010, Azi sempat berkarir sebagai guru les di Malang. Namun, panggilan dari ibunya untuk kembali ke Lombok menjadi titik balik dalam hidupnya.
“Saat itu ibu saya meminta saya pulang, katanya keluarga lebih membutuhkan saya di rumah,” kenang Azi ditemui di Anema Resort, Selasa (27/9).
Di Lombok, Azi melamar pekerjaan sebagai guru, tetapi sayangnya, panggilan itu tidak kunjung datang. Tidak menyerah, Azi memutuskan untuk merantau ke Gili Trawangan, salah satu destinasi wisata terkemuka di Lombok, dengan tekad untuk mencari pengalaman di dunia pariwisata. Dengan bekal bahasa Inggris yang terbatas, Azi memulai kariernya sebagai resepsionis di sebuah hotel di Gili Trawangan.
“Bahasa Inggris saya masih pas-pasan waktu itu, tapi saya tetap memberanikan diri karena saya ingin belajar dan maju,” ungkap Azi.
Karier Azi mulai menanjak setelah beberapa tahun, hingga ia dipercaya menjadi supervisor di hotel lainnya. Kemampuannya dalam menyelesaikan berbagai permasalahan, terutama yang berkaitan dengan keuangan dan pelayanan, membuatnya dikenal sebagai problem solver yang handal.
“Saya selalu percaya bahwa setiap masalah pasti ada solusinya, tinggal bagaimana kita mencarinya,” kata Azi.
Pernah Difitnah Atasan
Namun, perjalanan kariernya tidak selalu mulus. Saat bekerja di Anema Resort, Azi menghadapi ujian besar ketika atasannya merasa tersaingi dan berusaha menjatuhkannya dengan fitnah.
Namun, kejujuran dan dedikasi Azi membawanya keluar dari situasi tersebut dengan integritas yang utuh. Pemilik hotel akhirnya menyadari kebenaran dan mengangkat Azi sebagai manajer hotel.
![]() |
Para karyawan Anema Resort memberikan surprise untuk Azi di momen ulang tahunnya. |
Kerja Serabutan Hingga Menjadi Kuli
Namun, tak lama setelah itu, gempa bumi dan pandemi COVID-19 melanda Lombok, mengguncang sektor pariwisata. Anema Resort tidak luput dari dampaknya, dan Azi harus menerima kenyataan pahit bahwa ia dirumahkan. Dalam masa sulit itu, Azi tidak tinggal diam. Untuk menyambung hidup, ia melakukan berbagai pekerjaan mulai dari ikut jual kayu, menjadi kuli, wartawan, hingga merantau ke Balikpapan.
“Waktu itu, apapun saya kerjakan. Yang penting bisa bertahan hidup dan tidak menyerah pada keadaan,” cerita Azi.
Ketika aturan COVID-19 mulai dilonggarkan dan pariwisata Lombok berangsur pulih, Azi dipanggil kembali oleh pemilik Anema Resort. Tugas berat menantinya untuk memulihkan kondisi resort pasca pandemi, tetapi Azi berhasil menghadapi tantangan itu dengan penuh kesabaran dan ketekunan.
Kini, Anema Resort mulai bangkit kembali, menawarkan pengalaman menginap yang nyaman dan layanan hospitality kelas atas di tepi pantai berpasir putih dengan pemandangan matahari terbit yang memukau.
Azi tak hanya fokus pada kariernya di hotel. Pengalaman hidupnya selama pandemi membawa hikmah yang mendalam baginya, terutama kesadaran bahwa "human is actually nothing without God." Ia percaya bahwa rezeki sudah diatur oleh Allah SWT, dan tugas manusia adalah terus melangkah dan menikmati prosesnya.
“Saya selalu ingat, dalam sekejap, Allah bisa mengubah keadaan. Tugas kita adalah tetap berjalan dan berusaha,” ujarnya dengan penuh keyakinan.
Selain sibuk mengelola hotel, Azi juga sering diundang menjadi pembicara di berbagai acara terkait pariwisata. Di luar itu, ia lebih aktif mengurus masjid di kompleks tempat tinggalnya, menunjukkan dedikasi yang sama dalam kehidupan sosial dan spiritualnya.
Azi adalah contoh nyata bahwa dengan keteguhan hati, keberanian, dan kepercayaan pada takdir, seseorang bisa mengubah tantangan menjadi peluang dan mewujudkan impian, bahkan dalam situasi yang paling sulit sekalipun. (zett)
0 Komentar