Lombok Barat, insightnusantara.com - Bertepatan dengan Purnama ning Sasih Katiga saka warsa 1946, Pujawali atau Piodalan dilaksanakan di beberapa pura, termasuk di Pura Batu Dendeng, Banjar Sukawardaya, Lingkungan Babakan, Kelurahan Gerung Utara, Kabupaten Lombok Barat. Acara ini juga dirangkai dengan Gurupiduka, menambah kekhidmatan upacara.
Pujawali yang dipuput oleh Ida Pedanda Gde Sebali Tegah dari Griya Pagesangan ini dimulai pukul 18.30 WITA. Tampak atiti bhakti membeludak memenuhi utama mandala Pura Batu Dendeng. Warga yang pedek tangkil tidak hanya berasal dari Banjar Sukawardaya Lingkungan Babakan, namun juga dari luar lingkungan.
Kelihan Banjar Sukawardaya Lingkungan Babakan, I Gede Wara, S.Pd.H, menyampaikan, Pujawali ini bertujuan untuk meningkatkan Sraddha dan Bhakti warga.
“Pujawali di Pura Batu Dendeng ini rutin dilaksanakan setiap tahun untuk meningkatkan Sraddha dan Bhakti umat Hindu, khususnya warga kami,” ujarnya pada media insightnusantara.com Selasa (17/9).
Persiapan Pujawali telah dimulai secara gotong royong jauh sebelum hari pelaksanaan. Pada senin tanggal 16 September 2024, dilaksanakan mendak Tirtha Lingga Ida Bhatara di Padewaq Batu Dendeng di Pujut Lombok Tengah, Pura Lingsar, Pura Gunung Pangsung, Pura Penataran, dan Pura Saranata.
Rangkaian upacara ini dilanjutkan dengan ngadegang sore harinya. Puncak Pujawali berlangsung pada hari ini (17/9), dan akan diakhiri dengan ngelukar pada hari rabu 18 September 2024.
Pujawali memiliki makna yang mendalam, tidak hanya dari sisi religius untuk meningkatkan Sraddha dan bhakti, tetapi juga dari sisi sosial dan edukasi.
“Dari sisi sosial, pujawali dapat dimaknai sebagai ajang mempererat simakrama atau silaturrahmi. Dalam persiapan-persiapan yang dilakukan, terjadi interaksi antar warga yang dapat memupuk semangat kebersamaan. Juga, dapat menjadi wahana transfer wawasan atau pelajaran dari yang lebih tua kepada yang lebih muda dalam melestarikan tetamian anak lingsir (warisan leluhur), ini makna edukatif,” pungkas Gede Wara. ( Zett )
0 Komentar