Breaking News

Ketulusan di Balik Seragam Kepolisian: Kisah IPDA Hukman Nazri dan Nenek Muna’ah


Mataram,insightnusantara.com – Dalam hiruk-pikuk Bazar Ramadan Polri Presisi yang digelar Polres Lombok Utara di Polda NTB, Pada Jumat (21/3 ), ada satu momen yang begitu sederhana, namun mampu menyentuh banyak hati. Di tengah kesibukan aparat kepolisian dalam mengamankan acara dan melayani masyarakat, seorang perwira polisi, IPDA Hukman Nazri, menunjukkan bahwa di balik seragam dan tugasnya yang berat, ada hati yang penuh kepedulian.  

Saat itu, seorang nenek bernama Muna’ah tampak kebingungan di tengah keramaian. Wajahnya menyiratkan kegelisahan—tangannya yang keriput menggenggam erat kantong plastik berisi bantuan yang baru saja diterimanya. Di antara lalu-lalang orang, ia berdiri sendirian, mencoba mencari cara untuk pulang.  

Tanpa ragu, IPDA Hukman Nazri melangkah mendekat. Dengan suara lembut, ia menanyakan keadaan nenek Muna’ah. “Nenek mau pulang ke mana?” tanyanya penuh perhatian. Sadar bahwa perempuan tua itu membutuhkan bantuan, ia segera mengambil inisiatif, menggandeng tangannya dengan penuh hormat, lalu membimbingnya menyeberangi jalan yang ramai. Tak hanya itu, ia juga mencarikannya ojek agar nenek Muna’ah bisa sampai ke rumah dengan aman dan nyaman.  

Di tengah dunia yang sering kali bergerak begitu cepat, aksi kecil seperti ini mungkin dianggap sepele. Namun, di mata nenek Muna’ah dan mereka yang menyaksikan, itulah bentuk kemanusiaan yang sesungguhnya. Polisi bukan sekadar penegak hukum, tetapi juga pelayan masyarakat—siap membantu dengan tulus, tanpa pamrih.  

Kabag SDM Polres Lombok Utara, AKP Agus Rachman,SH turut mengapresiasi tindakan IPDA Hukman Nazri. Menurutnya, sikap empati dan kepedulian adalah nilai fundamental yang harus dimiliki setiap anggota kepolisian.  


"Sebagai aparat penegak hukum, kita memiliki tanggung jawab besar untuk melindungi dan melayani masyarakat. Empati memungkinkan kita memahami perasaan dan kebutuhan mereka, sementara kepedulian mendorong kita untuk bertindak dengan hati nurani," ujarnya.

Agus Rahman menegaskan bahwa membangun kepercayaan publik terhadap kepolisian tidak cukup hanya dengan penegakan hukum. Kehadiran polisi yang humanis dan responsif adalah kunci memperkuat hubungan dengan masyarakat.  

"Kami ingin masyarakat merasakan bahwa kehadiran polisi bukan hanya untuk menegakkan aturan, tetapi juga untuk membantu dan memberikan rasa aman. Tindakan seperti yang dilakukan IPDA Hukman Nazri adalah cerminan nyata dari pelayanan dengan hati," tambahnya.  

Momen ini mengingatkan kita bahwa kebaikan tidak harus datang dalam bentuk besar. Sering kali, hal-hal kecil—seperti menggandeng tangan seorang nenek, memastikan ia pulang dengan selamat—memiliki makna yang jauh lebih mendalam.  

Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi institusi kepolisian dalam membangun kepercayaan masyarakat, kisah ini menjadi bukti bahwa kehangatan dan ketulusan tetap menjadi nilai paling berharga.  


Hari itu, seorang nenek pulang dengan senyum hangat, bahagia, dan selamat. Dan hari itu juga, seorang polisi telah menunjukkan bahwa tugasnya bukan hanya menjaga ketertiban, tetapi juga menghadirkan kebaikan.  

IPDA Hukman Nazri membuktikan bahwa polisi bukan hanya tentang patroli dan penindakan, tetapi juga tentang mendengar, memahami, dan bertindak dengan hati. Aksi kecilnya adalah bukti bahwa polisi yang peduli dan berempati akan selalu mendapat tempat istimewa di hati masyarakat. ( zett )

0 Komentar


PENGURUS CABANG BHAYANGKARI LOMBOK UTARA MENGUCAPKAN SELAMAT HARI PENDIDIKAN NASIONAL 2 MEI 2025

PENGURUS CABANG BHAYANGKARI LOMBOK UTARA MENGUCAPKAN SELAMAT HARI PENDIDIKAN NASIONAL 2 MEI 2025

Pengurus Cabang Bhayangkari Lombok Utara mengucapkan Selamat Hari Buruh Internasional, 1 Mei 2025

Pengurus Cabang Bhayangkari Lombok Utara mengucapkan Selamat Hari Buruh Internasional, 1 Mei 2025



Advertisement

Type and hit Enter to search

Close