Lombok Utara, insightnusantara.com — Dalam rangka memperingati Hari Buku Nasional 2025 yang juga bertepatan dengan Hari Jadi Perpustakaan Nasional (perpusnas.go.id), Bhayangkari Cabang Lombok Utara meluncurkan program Safari Literasi. Inisiatif ini menyasar wilayah terpencil guna mengatasi tantangan literasi sekaligus menumbuhkan budaya baca yang inklusif dan berkelanjutan.
Program ini merupakan hasil kolaborasi antara Bhayangkari dan Dinas Perpustakaan dan Arsip (Dispurarsip) Kabupaten Lombok Utara, sebagai wujud nyata komitmen memperkuat ekosistem, khususnya di daerah denga akses literasi yang terbatas.
Ketua Bhayangkari Cabang Lombok Utara, Ny. Heny Agus Purwanta—yang juga dikenal sebagai dosen dan penulis dengan puluhan karya ilmiah ber-ISBN—secara simbolis menyerahkan koleksi bukunya kepada Pojok Baca Desa Malaka, Kecamatan Pemenang. Penyerahan ini menjadi penanda dimulainya Safari Literasi, yang diharapkan menjadi gerakan berkelanjutan dalam memperluas akses dan minat baca, khususnya bagi komunitas dengan keterbatasan fasilitas dan bahan bacaan.
“Hari Buku Nasional bukan sekadar seremoni. Ini momentum untuk merefleksikan kondisi literasi kita dan mengambil langkah konkret agar membaca menjadi bagian dari keseharian masyarakat, khususnya anak-anak dan para ibu di desa,” ujar Ny. Heny, Sabtu (17/5).
Safari Literasi difokuskan pada percepatan peningkatan indeks literasi di Lombok Utara—wilayah yang masih menghadapi berbagai tantangan seperti keterbatasan akses buku, minimnya fasilitas perpustakaan, hingga rendahnya minat baca sejak usia dini.
Kepala Dispurarsip Lombok Utara, Ir. Muhammad Wahyu Darmawan, M.Si, menegaskan pentingnya penguatan literasi digital sebagai upaya menjangkau lebih banyak pembaca.
“Kami menyadari tantangannya besar, tetapi dengan dukungan buku-buku lokal berkualitas dan inovasi perpustakaan digital, kami optimistis bisa mengubah wajah literasi di daerah ini,” tegasnya.
Desa Malaka dipilih sebagai lokasi awal Safari Literasi karena dianggap strategis, dengan potensi literasi yang tinggi berkat keberadaan pesantren dan sekolah. Kepala Desa Malaka, Akmaludin Ichwan, menjelaskan bahwa Pojok Baca Malaka yang dibangun di kantor desa telah menjadi ruang belajar aktif dan inspiratif bagi anak-anak.
“Budaya literasi harus dibangun dari komunitas terkecil. Kami bangga desa ini berhasil meraih penghargaan lomba literasi tingkat kabupaten dan provinsi. Ini bukti bahwa semangat membaca bisa tumbuh di mana saja,” ungkapnya.
Peringatan Hari Buku Nasional tahun ini menjadi pengingat bahwa literasi bukan sekadar tugas musiman, melainkan fondasi utama dalam pengembangan sumber daya manusia. Safari Literasi menjadi bagian dari visi jangka panjang Bhayangkari Lombok Utara untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan memberdayakan masyarakat di wilayah pinggiran.
“Kami ingin gerakan ini terus tumbuh dan berkembang, melahirkan generasi yang kritis, kreatif, dan kompetitif melalui kebiasaan membaca yang kuat,” pungkas Ny. Heny. ( red )
0 Komentar